(CATATAN #1) Bagaimana Kriteria Hamba Allah Yang Muslim Lagi Mukmin Menurut AL QUR'AN

Kriteria Hamba Allah Yang Muslim Lagi Mukmin 


Mengenal Iman Bag. Pertama


*MENJADI MUSLIM YG MUKMIN*

Muslim atau orang-orang Islam ditinjau dari sisi _iman_ mereka, ada dua golongan, yaitu:

1. Muslim yang belum beriman_.(Golongan yg banyak).
2. Muslim yang mukmin_. (Golongan yg sedikit).

*Golongan pertama* adalah orang islam kebanyakan yg *merasa sdh beriman sesuai dg Al Qur'an, (padahal qalbunya masih tertutup, blm melihat Dia), lalu mengaku beriman*.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

_Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian, pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman_.
Surah Al-Baqarah (2:8)


Mengapa sdh mengaku beriman tapi menurut Allah bukan orang yg beriman? Sebab pd ayat sebelumnya (ayat 7) telah diterangkan bahwa *qalbunya dikunci* sehingga pendengaran dan pengelihatan qalbunya tertutup (tuli dan buta).

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ_

Allah telah mengunci hati (qalbu) dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan *(bila sampai ajal tetap tertutup)* bagi mereka siksa yang amat berat._
Surah Al-Baqarah (2:7)


Yang dibutuhkan orang yg belum beriman (qalbunya terkunci) bukan hanya peringatan, karena peringatan saja tdk akan membuat ia beriman.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

_Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman._
Surah Al-Baqarah (2:6)


Mestinya, selain peringatan, yang dibutuhkan agar beriman adalah petunjuk, cara membuka qalbu yg terkunci itu agar bisa mendengar dan melihat. Dan bila berhasil mendapat petunjuk, cara menggunakan kunci pembuka qalbu itu, sehingga bisa beriman, maka ia *termasuk orang yg sangat beruntung*.

أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

_Mereka itulah yang tetap *mendapat petunjuk* dari Tuhan mereka, dan merekalah *orang-orang yang beruntung*_.
Surah Al-Baqarah (2:5)

*Apa benar iman itu qalbunya melihat dan mendengar?*
Coba simak ayat di bawah ini:

مَثَلُ الْفَرِيقَيْنِ كَالْأَعْمَىٰ وَالْأَصَمِّ وَالْبَصِيرِ وَالسَّمِيعِ ۚ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ_

Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang *buta dan tuli* dengan orang yang dapat *melihat dan dapat mendengar*. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka *tidakkah kamu mengambil pelajaran* (daripada perbandingan itu)?_Surah Hud (11:2)

Pelajaran iman itu semestinya sampai kita bisa mengetahui beda orang beriman dg yg belum beriman. *Permisalan itu krn bukan secara fisik mereka berbeda*, sebab baik yg beriman maupun belum, secara fisik boleh jadi sama-sama mendengar dan melihat.

وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ ۚ قَلِيلًا مَا تَتَذَكَّرُونَ_
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang *melihat*, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang *beriman* serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. *Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran*._
Surah Al-Mu'min (40:58)


Orang beriman melihat siapa? Tentu saja melihat wujud yg diimani ( _wujud yang bernama Allah_) melalui penglihatan qalbu. Sehingga bisa mengimani wujud-Nya dengan membenarkan (tasdiq) bahwa wujud yg ia saksikan di qalbu itu adalah Tuhannya, kemudian juga mengimani rubbubiyyah, uluhiyyah, asma' dan sifat Allah.

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
_maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati *(qalbu)* yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat *mendengar*? Karena sesungguhnya *bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati (qalbu)* yang di dalam dada._ Surah Al-Hajj (22:46)


*Ternyata yg kafir (tertutup) itu qalbu (hati nurani).* Dan yg membedakan orang beriman dg yg belum adalah *keadaan qalbunya*, bukan keadaan fisiknya. Yaitu, mereka yg belum beriman qalbunya tertutup (dikunci) sehingga buta dan tuli, dan yg beriman qalbunya terbuka sehingga *melihat* wujud yang diimani (yang bernama Allah) dan *medengar* Firman serta sabda rasul-Nya.

Kalau belum mengetahui qalbu, apalagi tidak tahu cara membukanya, bagaimana bisa beriman? Tentu ada *ilmunya di dalam _Kitabullah_ dan _Sunnah Rasul-Nya_*, ilmu untuk membuka qalbu, karena *qalbu mu'min baitullah*. Menurut _hadist qudsi_, yg dapat menampung Dzat Allah itu qalbu mukmin.

Bila ada orang islam yang qalbunya masih tertutup (tidak melihat), *Al Qur'an konsisten menyatakan mereka belum beriman*. mekipun boleh jadi sudah *mendengar* dan ta'at kpd Allah dan Rasul-Nya ( _sami'na wa atha'na_).

 
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
_Orang-orang Arab Badui itu berkata: Kami telah beriman. Katakanlah: *Kamu belum beriman*, tapi katakanlah *´kami telah islam´*(tunduk), karena iman itu belum masuk ke dalam *qalbumu* (hatimu masih tertutup); ( *meskipun blm beriman tp bila sdh islam*) dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang._
Surah Al-Hujurat (49:14)

*Itulah orang islam yang belum beriman*. Namun meskipun belum beriman*, amalan ta'atnya tetap dicatat sambil menunggu apakah sebelum ajal tiba, ia *beruntung bisa mendapatkan petunjuk cara membuka qalbunya sehingga beriman*.


Bila mati dlm keadaan masih belum beriman, maka rugilah ia, sebab amalan ta'atnya itu dihapus dan tidak dinilai.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا
_Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang *orang-orang yang paling merugi perbuatannya?*_
Surah Al-Kahf (18:103)

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
_Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya *dalam kehidupan dunia ini*, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka beramal sebaik-baiknya._
Surah Al-Kahf (18:104)

Mengapa mereka yg beramal dg sebaik baiknya menjadi orang yg paling merugi ? Jawabnya ada di ayat selanjutnya:

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
_Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka ( *tdk mendengar*)  dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia ( *tdk melihat ketika msh di kehidupan dunia*), maka ( *kafirlah ia krn tdk melihat dan mendengar*, lalu) hapuslah amalan-amalan mereka (yg dahulu dicatat), dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat._ Surah Al-Kahf (18:105)

.
ذَٰلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا
Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
Surah Al-Kahf (18:106)

Olok-olok itu karena tdk percaya bisa berjumpa dg _yg bernama Allah_ ketika msh di kehidupan dunia. Dan *kebanyakan* umat Islam percaya bahwa perjumpaan dengan Allah itu di akhirat kelak bila sdh mati jasadi dan tidak mungkin bisa berjumpa ketika masih dlm kehidupan dunia. Tetapi coba perhatikan, apakah bisa melihat di akhirat nanti kalau di dunia qalbunya buta (tertutup)?

وَمَنْ كَانَ فِي هَٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا
Dan barangsiapa yang buta (qalbunya tidak melihat) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
Surah Al-Isra' (17:72)

*Tidak mungkin bisa melihat nanti di akhirat bila selama di dunia qalbunya tertutup.* bahkan *amalan ta'atnya dihapus* dan jadilah ia orang yg paling merugi. Na'udzubillahimindaliq. :(


*Golongan kedua* adalah muslim yang mukmin. Mereka sudah beriman sesuai Al Qur'an dan hadist. Qalbunya terbuka sehingga menyaksikan wujud yg bernama Allah dan dia mendengar Firman-Nya serta sabda Rasul-Nya.

Golongan ini sudah berbeda dg golongan pertama di atas yaitu qalbunya sdh tdk tertutup (kafir) lagi tapi sdh terbuka sehingga bisa melihat dan mendengar. Dengan begitu mereka bisa _membenarkan_ apa yg mereka lihat di qalbunya ( *_tasdiqun bil qalbi_*) dan ketika melihat itu, mengatakan _"Inilah Tuhanku"_ ( *_qoulun bil lisan_*), yg blm melihat tidak akan bisa membenarkan dan lisannya mengatakan seperti itu. Kemudian mereka juga mendengar Firman Allah dan sabda Rosul-Nya lalu mereka benarkan dan menta'ati dengan mengamalkannya ( *'amalun bil arkaan_*).

Itulah iman yg sesuai Sabda Rasulullah, *"Al imaanu ma'rifatul qalbi wa qauli bil lisaan wa amalun bil arkaan."* (HR Ibnu Majah, Abu Dawud).

Golongan kedua inilah golongan yang beruntung, bisa iman sesuai Al Qur'an dan Hadist. Semoga dengan memahami uraian ini,  yg sdh beriman menjadi bertambah imannya. Dan yg belum beriman tergerak hatinya untuk segera beriman dg benar selagi nyawa masih dikandung badan.  Aamiin Yaa Rabbal 'Alamin.

*Salam*
(Written By_Al Muttaqien BERSAMA_Di Grup WhatsApp Al Muttaqien, Diakses Pada Sabtu, 01 Oktober 2016)